Senin, 13 April 2009

Kisah tentang jalan abadi

Kekasihku,kisah tentang jalan abadi,
menatap dengan rona pilu
ketika hitam termusuhi sang putih
Tatkala kebenaran terhancurkan oleh diam
saat arah perjalanan kita meminggirkan negativitas
dan kebahagiaan pun akan terpinggirkan kesedihan

Kekasihku,terdengarkah bisikin lirihnya.?
yang mencoba berbagi pedih akan dirinya
karna ketakutan telah terbentang lebar
Kekasihku,terangkumkah jejak-jejak rindunya.?
yang mencari pijakan bersandar sejenak perjalanannya
disisi berbeda dirinya diperkosa kebutaan hati

Nurani menuturkan nada-nada indah sucinya
yang sejatinya terdengar telinga hati teracuhkan,
Ironis..tirani dengan sombongnya berbisik dari kejauhan
menelusup jauh dalam lembah diri
yang jadikan diri berpayungkan kedustaan

Kekasihku,perjalanannya tak sampai disini
walau sayapnya terhunuskan pedang keletihan
tetap melangkah walau terseok menyeret diri

Kekasihku,banyak pasangan kekasih terpisahkan
yang sejatinya kemesraan senantiasa menyelimuti mereka,
seharusnya keindahan mendekap mesra mereka,
yang semestinya keabadian melindungi mereka,

Tapi kekasihku,ketakutan mulai membelainya
Karna kakinya terbekukan setumpuk salju keinginan

Kekasihku,.
Hitam takkan menjadi hitam,
tatkala putih terpinggirkan
Bukannya kebahagiaan hambar
tanpa kesedihan menghampiri.?
mungkinkah ada tercipta kesucian,
tanpa benih kekotoran yang menyertainya.?
Adakah kebaikan bergelarkan kebaikan,
tanpa barometer,bernama keburukan.?
Akankah ada kematian,bila tiada kelahiran.?

Tak sedikit pertanyaan menyelimutiku,kekasihku
Namun tak banyak embun membasahi dahagaku.

Indahnya perbedaan telah terinjak egoisme kita
yang selalu menceraikan baik dan buruk,
yang selalu mencela kelemahan makhluk lainnya,
apabila diri terendahkan layaknya padi,
kelemahan hanyalah bayangan diri pada sisi berbeda

Terus mencari,terus merenungi
tak pelak letihku,terhentikan pecarianku

Akhirnya,tahta sang bulan,
tergantikan sang matahari tuk menerangi hidup
akhirnya rinduku bermuara pada satu samudera
bernama perbedaan..

Ia tidak egois sepertiku,kekasihku
Ia tidak marah,tatkala tahtanya harus targantikan,
Ia bukan sedih,kala ia terceraikan ego kita
Ia juga tidak mengeluh,ketika kita mengabaikannya
Tapi apakah ia pernah mati...?
tak seperti kita yang pasti mati kekasihku.

Ia abadi dengan segala miliknya
kelebihan dan kekurangannya..

Pujangga suci pernah bertutur,
"Kita adalah titisan suci yang terlahir,
dengan sebuah sayap keabadian
yang tak bisa,
dan tak akan pernah bisa terbang,.
Tapi kita manusia,hanya bisa terbang
dengan sepasang sayap keabadian..
dan hanya dengan saling bergandengan tangan
kita mampu terbang dengan sayap keabadian
menuju kehidupan yang abadi...
dengan merangkul mesra perbedaan

Kekasihku,terdengarkah bisikin lirihnya.?
heningkanlah diri..
Kekasihku,terangkumkah jejak-jejak rindunya.?
renungkanlah..

Cintailah perbedaan,
karena tak ada yang salah dengan dirinya
Kekasihku,indahnya perbedaan.
Dapatkah kita..?

Tulisan ini didedikasikan untuk kita yang seharusnya beriringan dengan indahnya perbedaan,..

-Ari Wisata 9-12/04/09