Kamis, 29 April 2010

manfaat berdoa

beberapa saat lalu, saya mengalami ketidaktenangan. Bingung akan melakukan apa. tapi kemudian, saya hanya ingin berpasrah diri. jalannya dengan mencarinya kedalam diri. Ya, mencari tuhan didalam diri.

Jauh sebelum menyelami, ternyata saya diizinkan langsung mengeluh padanya. Tapi sebelumnya saya "diperintahkan" untuk menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu. Kewajiban tersebut ternyata sederhana, hanya untuk membersihkan kamar. Setelahnya, mulai timbul kenyamanan dan hati mulai mendingin dan tenang. selanjutnya, ada kewajiban lainnya. yaitu membersihkan diri. Ya,sederhana, saya hanya membersihkan wajah yang telah berkeringat setelah bekerja kecil membersihkan kamar. Situasinya kemudian semakin "tercipta". suasana keheningan. Saya tinggal di sebuah rumah dengan 9 tipe orang yang berbeda. tetapi setelah saya membersihkan kamar kemudian membersihkan diri, ternyata kehebohan saudara seperjuangan saya di rumah tidak mengganggu suasana hening di kamar.

Sebelumnya, suasana kamar tidak begitu menyenangkan, tetapi seketika berubah menjadi beraura indah setelah kewajiban-kewajiban sederhana tadi saya lakukan. Tidak menyia-nyiakan suasana hening, saya kemudian mengambil satu selendang berwarna biru dan kemudian mengenakannya pada pinggang. setelahnya saya mulai menyalakan dupa. Semerbak wangi menghiasi suasana kamar. Wewangian ini begitu manis mampir melewati hidung. Kemudian, tidak lama berselang, ada lantunan gayatri yang menemani saya. Lantunan yang terdengar tulus menghampiri telinga, namun aneh kemudian menuju ke dalam diri, tepatnya pada bagian dada, lebih tepatnya bagian hati (makna konotasi). Suasana semakin indah.

Mengambil posisi duduk dan menyilangkan kaki dengan kaki kanan di atas kaki kiri. Duduk tegak, lalu mulai memejamkan mata. Kembali terdengar lantunan Gayatri nan indah meresap sukma. Bibir mulai mengikuti ritme lantunan gayatri. Beberapa saat kemudian, pikiran mulai tenang. Setelah pikiran tenang, disambut nafas yang semakin tenang dan dalam. Selanjutnya iringan nafas kemudian melantunkan mantra yang menyegarkan posisi tangan dan menyucikan tangan imajiner. bibir melantunkan mantra indah melanjutkan suasana hening.

Setelahnya, suasana semakin mendalam. Dalam beberapa kesempatan, saya seakan berbicara dengan diri bijaksana dalam diri saya. Ia seakan menasehati saya. sebelumnya saya mengeluh akan apa yang saya alami belakangan. Ternyata ia berkata dengan indah dan mengatakan bahwa saya memiliki hidup yang sempurna. Saya memiliki keluarga yang sempurna. Ayah dan Ibu yang tidak pernah mengeluh untuk memberikan saya kebahagiaan hingga sekarang saya bisa bersekolah di sekolah yang sempurna bagi saya untuk membentuk diri. Tidak ketinggalan, betapa mereka bisa membagi cinta mereka kepada empat anak mereka, ditambah lagi 1 orang menantu dan 1 orang cucu. Indahnya cinta di keluarga ini. Kemudian kakak-kakak yang sering mengajarkan saya tanpa teori, tapi langsung dengan tindakan. Karma yoga yang indah. Kemudian adik saya yang gemar mengajari saya makna kesabaran sebagai seorang manusia. Ia telah memanusiakan saya. Kemudian saya memiliki kakek dan nenek yang mengajarkan bagaimana sesungguhnya bhakti yoga yang sempurna. Mereka telah mempraktekkan hal tersebut dengan sempurna. Tidak ketinggalan dengan keluarga besar saya, yang dari sepupu,paman,bibi,kakek,nenek,dan semua keluarga, mengajarkan saya bagaimana kita bisa menjaga hubungan sesama yang harmonis. Kemudian, Ia juga lanjut menasehati, bahwa tidak hanya manusia yang memanusiakan saya. Saya suka memelihara anjing dirumah. Melalui proses memelihara anjing, saya diajarkan oleh anjing-anjing tersebut untuk belajar mencintai sesama makhluk hidup, selaras menjaga dan mencintai lingkungan. Anjing saya juga yang selalu menemani dikala sendiri, mengajarkan akan bagaimana membagi cinta (yang jumlahnya tidak terbatas) kepada siapa saja dan apa saja yang ada di bumi, tidak peduli ia layak dicintai atau tidak. Indahnya ajaran yang diperagakan anjing-anjing polos nan setia itu. Kemudian saya dinasehati bahwa saya memiliki lingkungan yang sempurna untuk berkembang. Teman-teman saya berasal dari berbagai daerah dan tipe pemikiran, mengajarkan saya akan tatwam asi dan rwa bhineda. bagaimana kita menjaga keharmonisan dari berbagai macam perbedaan. Terakhir tapi bukan berarti tidak penting, melainkan sangat penting. Yang didalam diri mengingatkan saya . saya memiliki kekasih yang begitu mencintai saya. Ia tidak pernah letih menunggu saya pulang walau barang sehari hanya untuk bisa menemuinya. Ia setia menanti dalam panas dan dinginnya hujan. Ia tetap setia. Ia selalu berada di posisi yang tepat saat saya mengalami depresi akan kuliah,kegiatan, atau kehidupan. Ia juga yang mengajari saya untuk berusaha bersyukur kepada tuhan atas semua anugerah ( baik itu suka maupun duka ). Aku tersadarkan, bahwa betapa aku juga mencintainya. Aku berjanji, dengan tulisan ini dan sidang pembaca sebagai saksi, bahwa aku akan selalu mencintainya dengan tulus dan sepenuh hati. Membuatnya selalu tersenyum indah. Terakhir, yang didalam diri menyimpulkan dalam satu kata. Ia berkata kepada saya, " Bersyukur". Ia,hanya itu bersyukur apapun yang terjadi pada kanvas kehidupan kita.

Terkahir yang mungkin baru kali ini saya rasakan. Ketika duduk tenang dan melantunkan gayatri, saya merasa ada sesuatu yang tertarik di bagian kepala ke arah ubun-ubun. telinga terasa segar mendengar nyanyian gayatri, kemudian badan yang biasanya pegal-pegal mengalami kelegaan. Ketidaktenangan hilang entah kemana digantikan oleh ketenangan dan syukur yang indah.

Saya pun mensyukuri, masih bisa menuliskan apa yang baru saja saya alami dalam sebuah tulisan yang mungkin tidak menarik ini. Saya hanya ingin membagi kepada kita semua, betapa indahnya rasa syukur itu. terkahir, ini adalah ari cinta bagi saya Oman Ari Wisata dan Ni Luh Ayu Yanthi Apriliani. saya hanya ingin mengucapkan semoga kita selalu dicintai tuhan dan kita tetap saling mencintai. Terakhir, semoga apa yang tertulis disini memiliki lunas hutang karmanya.

Salam cinta dari sejuknya surabaya.
Ari Wisata.


Rabu, 28 April 2010

hidup itu aneh

muak dengan kehidupan. tak jarang berpikir, kematian itu seperti apa ya ? mengapa banyak orang takut mati ? semua pasti akan mati, apa yang harus ditakutkan ? saya rasa tidak ada. andaikata mati, tentu akan merasakan 2 hal itu (apakah itu,entahlah). jika esok matahari tidak pernah bisa saya saksikan lagi, mungkin hanya ucapan terima kasih saja yang saya ucapkan. terima kasih kepada semua yang telah menodai kanvas kehidupanku.

Selasa, 13 April 2010

Doa Sempurna

Di satu waktu, terjadi perputaran antara suka dan duka. Di saaat suka, banyak yang terlena hingga lupa "apa yang harus dilakukan." Di saat duka, banyak yang terbawa suasana, hingga "malah menyalahkan keadaan, tidak jarang menyalahkan Tuhan". Satu kalimat doa sempurna. "terima kasih Tuhan, atas apa yang engkau berikan".